Jumat, 06 Juni 2014

PROPOSAL PENELITIAN STUDI MINAT MEMBACA MAHASISWA FIP UNJ




BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 . LATAR BELAKANG
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dapat memudahkan manusia untuk memperoleh suatu informasi dengan cepat. Perkembangan tersebut secara tidak langsung menuntut masyarakat yang gemar mencari informasi berupaya agar tidak ketinggalan zaman. Salah satu proses mencari informasi yang efektif dan paling mudah di lakukan melalui kegiatan membaca.
Menurut Ase S. Muchyidin (1980) membaca adalah proses penafsiran lambang dan pemberian makna terhadapnya. Kegiatan membaca tersebut merupakan kemampuan pokok bagi setiap individu, karena dengan membaca dapat membuka wawasan dan pengetahuan. Memang tidak ada sangsi bagi individu yang malas membaca, akan tetapi salah satu dampak bagi individu yang malas membaca maka akan tertinggal dari peradaban modern atau dengan kata lain akan ketinggalan zaman, mengingat Indonesia merupakan salah satu negara berkembang yang masih perlu wawasan yang lebih luas untuk meningkatkan kualitas masyarakat. Untuk memperoleh kemampuan membaca yang baik, seseorang diharapkan sering melakukan kegiatan membaca sehingga dibutuhkan minat baca.
Menurut Pawit M. Yusuf (1990:56) minat adalah kesenangan dan perhatian yang terus menerus terhadap suatu objek karena adanya pengharapan akan memperoleh kemanfaatannya. Menurut survey minat  baca masyarakat Indonesia tergolong masih rendah, situasi tersebut dapat dilihat dari laporan penelitian.
Data dalam dokumen UNDP dalam  Human Development Report 2000, bahwa angka melek huruf orang dewasa di Indonesia hanya 65,5 persen. Sedangkan Malaysia sudah mencapai 86,4 persen, dan negara-negara maju seperti Australia, Jepang, Inggris, Jerman, dan AS umumnya sudah mencapai 99,0 persen. Dengan kondisi seperti itu, maka tidak heran bila kualitas pendidikan di Indonesia juga buruk. Dalam hal pendidikan, survei The Political and Economic Risk Country (PERC), sebuah lembaga konsultan di Singapura, pada akhir 2001, menempatkan Indonesia di urutan ke-12 dari 12 negara di Asia yang diteliti. Berdasarkan survei UNESCO pada tahun 2011. Hasil survey lembaga UNESCO (United Nation Education  Society and Cultural Organization) ada tahun 2011, juga menemukan fakta bahwa indeks membaca masyarakat Indonesia betul-betul rendah yaitu baru sekitar 0,001. Artinya dari seribu penduduk, hanya ada satu orang yang masih memiliki minat baca tinggi. Angka ini masih sangat jauh dibandingkan dengan angka minat baca di Amerika dan Singapura, apalagi Jepang. Amerika memiliki indeks membaca 0,45 dan Singapura memiliki indeks 0,55. Jepang memiliki indeks 17 koma sekian. Bahkan budaya baca masyarakat Indonesia berada di urutan ke-38 dari 39 negara dan merupakan yang paling rendah di kawasan ASEAN.
Menurut Andy F. Noya, host acara Kick &Andy yang juga duta baca 2011, “Potensi bangsa Indonesia sangat tinggi secara kuantitas. Namun, fakta membuktikan bahwa kondisi minat baca di Indonesia berdasarkan temuan UNDP tahun 2010, Human Development Indeks, masih sangat rendah, berada di peringkat 112 dari 175 negara. Menurut data yang dikeluarkan Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2006, menunjukkan bahwa masyarakat lebih banyak tertarik dan memilih untuk menonton TV (85,9%) dan atau mendengarkan radio (40,3%) ketimbang membaca koran (23,5%).
Harian Kompas, terbitan 12 Juni 2009. Minat mahasiswa untuk membaca berbeda dengan mahasiswa sebelum era modern. Harian tersebut berisi tentang banyaknya literatur dan penerbit buku tidak mempengaruhi minat membaca mahasiswa. Sebelum era modern, saat fasilitas masih terbatas para mahasiswa mempunyai semangat dan motivasi yang tinggi untuk membaca. Pembangunan perpustakaan dan pembelian referensi yang banyak nampaknya kurang menyentuh minat mahasiswa untuk membaca literatur yang berkaitan dengan mata kuliah yang diambil.
Salah satu karateristik kampus sebagai institusi akademik adalah aktivitas civitas akademik yang didalamnya terus-menerus menggali dan mengasah ilmu pengetahuannya dengan membaca. Membaca buku merupakan salah satu aktivitas belajar yang efektif untuk mendapatkan ilmu dan pengetahuan. Dengan membaca mahasiswa ataupun dosen dapat memperoleh pengetahuan dengan cepat dan  mudah karena tinggal memilih buku yang akan dibaca, membukanya dan mulai membaca kata-perkata. Oleh karena itulah membaca semestinya menjadi aktivitas pokok civitas akademika khususnya mahasiswa.
Mahasiswa adalah salah komponen civitas akademik yang sedang menuntut ilmu pengetahuan, sehingga membaca semestinya menjadi agenda pokok mahasiswa. Sehingga akan menjadikan sumber inspirasi, sumber pengetahun dan mengasah kekritisan mahasiswa. Kenyataannya saat ini muncul permasalahan dimana minat mahasiswa dalam membaca sangat rendah. Gejala enggan membaca telah menggerogoti para mahasiswa saat ini, Kepala Perpustakaan Nasional, Dady P Rachmananta (2003) pada konferensi pers dalam rangka Hari Aksara Nasional (HAN) mengungkapkan Kalangan berpendidikan tinggi seperti mahasiswa memiliki minat membaca yang relatif rendah.  Masih banyak mahasiswa yang bisa lulus tanpa sekali pun pernah ke perpustakaan.  Gejala mahasiswa yang malas untuk membaca merupakan gejala umum yang menghinggapi, membaca buku merupakan salah satu aktivitas belajar yang efektif untuk memperoleh  ilmu dan pengetahuan, namun Gejala malas membaca telah ada pada para mahasiswa saat ini. 
1.2. IDENTIFIKASI MASALAH
Berdasarkan pada latar belakang masalah di atas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan, yaitu:
1.    Apa saja faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya minat membaca mahasiswa?
2.    Apa saja yang dilakukan mahasiswa untuk mengisi waktu luang?
3.    Apa saja yang harus dilakukan untuk  mempengaruhi minat baca mahasiswa?
4.    Buku apa saja yang sering dibaca oleh mahasiswa?
5.    Bagaimana minat membaca mahasiswa di perpustakaan?



1.3. BATASAN MASALAH
Berdasaran pemaparan peneliti pada latar belakang masalah dan identifikasi masalah di atas, maka peneliti membatasi permasalahan pada minat membaca mahasiswa FIP UNJ yang dibagikan untuk mahasiswa jurusan BK, MP, TP, PAUD, dan PLS.
1.4. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka dapat diidentifikasikan masalah-masalah sebagai berikut:
1.    Minat membaca mahasiswa masih rendah
2.    Pemanfaatan perpustakan kampus yang kurang optimal dalam kegiatan kampus










BAB 2
KAJIAN TEORI

2.1. Pengertian Minat
            Aktifitas membaca akan dilakukan oleh atau tidak sangat ditentukan oleh minat individu terghadap aktivitas tersebut. Di sini tampak bahwa minat merupakan motivator yang kuat untuk melakukan suatu aktifitas.
            Secara umum minat dapat diartikan sebagai suatu kecenderungan yang menyebabkan seseorang berusaha untuk mencari ataupun mencoba aktivitas-aktivitas dalam bidang tertentu. Minat juga diartikan sebagai sikap positif terhadap aspek-aspek lingkungan. Ada juga yang mengartikan minat sebagai kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan menikmati suatu aktivitas disertai rasa senang. Meichati (1972) mengartikan minat adalah perhatian yang kuat, intensif, dan menguasai individu secara mendalam untuk tekun melakukan suatu aktivitas.
            Minat mengandung arti keinginan memperhatikan atau melakukan sesuatu. Minat juga berarti sesuatu yang disenangi tanpa terkait atau terpaksa. Menurut Pawit M. Yusuf (1990: 56) minat adalah kesenangan atau perhatian yang terus menerus terhadap suatu objek karena adanya pengharapan akan memperoleh kemanfaatannya. Aspek minat terdiri dari aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif berupa konsep positif terhadap suatu objek dan berpusat pada manfaat dari objek tersebut. Aspek afektif nampak dalam rasa suka, tidak senang dan kepuasan pribadi terhadap objek tersebut.
Setiap orang mempunyai kecenderungan untuk selalu berhubungan dengan sesuatu yang dianggapnya memberikan kesenangan dan kebahagiaan. Dari perasaan senang tersebut timbul keinginan untuk memperoleh dan mengembangkan apa yang telah membuatnya senang dan bahagia. Slameto (1987: 57) mengatakan bahwa minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati sesorang diperhatikan terus menerus yang disertai dengan rasa senang. Minat selalu diikuti dengan perasaan senang dan dari situ diperoleh kepuasan. Minat besar pengaruhnya terhadap belajar, karena bila bahan pelajaran yang dipelajari tidak sesuai dengan minat siswa, siswa tidak akan belajar dengan sebaik-baiknya. Bahan pelajaran yang menarik minat siswa, lebih mudah dipelajari karena minat menambah dorongan untuk belajar.

Menurut Hurlock (1999: 114), minat merupakan sumber motivasi yang mendorong orang untuk melakukan apa yang mereka inginkan bila mereka bebas memilih. Bila mereka melihat sesuatu akan menguntungkan, mereka merasa berminat. Hal ini akan mendatangkan kepuasan.
Jadi dapat disimpulkan bahwa minat merupakan suatu sikap batin dari dalam diri seseorang yang merupakan suatu perhatian khusus terhadap suatu hal tertentu yang tercipta dengan penuh kemauan dan perasaan senang yang timbul dari dorongan batin seseorang. Minat dapat dikatakan sebagai dorongan kuat bagi seseorang untuk melakukan segala sesuatu dalam mewujudkan pencapaian tujuan dan cita-cita yang menjadi keinginannya.

2.2. Pengertian Membaca
            Dalam mencari informasi dan memperluas cakrawala pengetahuan, membaca mempunyai arti penting. Dalam studi ilmu pengetahuan, hampir semuanya diperoleh dengan membaca. Apabila seseorang bisa membaca dia akan dapat mengenal kata-kata, gambar-gambar, mengetahui, mengerti dan menghayati ide yang dikemukakan oleh pengarang yang terdapat dalam suatu bacaan. Membaca adalah proses untuk memperoleh pengertian dari kombinasi beberapa huruf dan kata. Juel (1988) mengartikan bahwa membaca adalah proses untuk mengenal kata dan memadukan arti kata dalam kalimat dan struktur bacaan. Sedangkan  menurut Ase S. Muchyidin (1980: 12) membaca adalah proses penafsiran lambang dan pemberian makna terhadapnya.
            Dari pengertian ini terungkap bahwa kegiatan membaca bukanlah semata-mata proses visual saja, akan tetapi melibatkan dua macam informasi, yaitu pertama yang datangnya dari apa yang ada di depan mata kita, dan yang kedua datangnya dari belakang mata kita. Hasil akhir dari proses membaca adalah seseorang mampu membuat intisari dalam bacaan.
            Membaca merupakan kemampuan dan keterampilan untuk membuat suatu penafsiran terhadap bahan yang dibaca. Yang dimaksud dengan kepandaian membaca tidak hanya menginterpretasikan huruf-huruf, gambar-gambar, dan angka-angka saja, akan tetapi yang lebih luas daripada itu ialah kemampuan seseorang untuk dapat memahami makna dari suatu yang dibacanya. Batasan membaca menurut Edward L. Thorndike yang dikutip oleh Nurhadi (1987: 13) adalah; “Reading as Thinking and Reading as Reasoning”, yang artinya adalah, bahwa proses membaca itu sebenarnya tidak ubahnya dengan proses ketika seseorang sedang berpikir dan bernalar. Dalam proses membaca ini, terlihat aspek-aspek berpikir seperti, mengingat, memahami, membeda-bedakan, membandingkan, menemukan, menganalisis, mengorganisasikan, dan pada akhirnya menerapkan apa-apa yang terkandung dalam bacaan. Jadi, dalam membaca diperlukan intelektual yang tinggi.
            Salah satu aspek intelektual adalah minat. Seseorang yang mempunyai minat dan perhatian yang tinggi terhadap bacaan tertentu dapat dipastikan akan memperoleh pemahaman yang lebih baik terhadap minat tersebut dibandingkan dengan orang yang kurang berminat terhadap topik tersebut.
            Selain itu, membaca merupakan suatu bentuk komunikasi antara pembaca dan media cetak yang dibacanya sebagai wakil dari penulisnya. Suatu komunikasi yang baik menuntut suatu pengalaman linguistik yang erat hubungannya dengan segi-segi ekspresi. Karena itulah membaca merupakan kegiatan intelektual yang dapat mendatangkan pandangan, sikap, dan tindakan yang positif. Oleh karena itu, Sunindyo (1976: 2) mengatakan, bahwa membaca sangat bermanfaat, karena:
a.  dapat mengisi waktu luang dengan kesibukan yang berguna;
b.  dapat menambah pengetahuan;
c.   dapat meningkatkan keterampilan yang berhubungan dengan hobi, olahraga, dan seni yang sesuai dengan keperluannya sendiri;
d.  dapat mengembangkan watak dan perilaku yang baik;
e.  dapat memanfaatkan perpustakaan-perpustakaan yang ada dalam masyarakat.
            Mudjito (1993) menyebutkan bahwa dengan membaca seseorang antara lain dapat:
a.  mengisi waktu luang;
b.  mengetahui hal-hal yang aktual yang terjadi di lingkungannya;
c.   memuaskan pribadi yang bersangkutan;
d.  memenuhi tuntutan praktis kehidupan sehari-hari;
e.  meningkatkan minat terhadap sesuatu lebih lanjut;
f.    meningkatkan pengembangan diri sendiri;
g.  memuaskan tuntutan intelektual
h.  memuaskan tuntutan spiritual, dan lain-lain.
            Membaca adalah aktivitas yang kompleks dan melibatkan berbagai faktor yang datangnya dari dalam diri pembaca dan faktor luar. Selain itu, membaca juga dapat dikatakan sebagai jenis kemampuan manusia sebagai produk belajar dari lingkungan, dan bukan dari kemampuan yang bersifat instingtif atau naluri yang dibawa sejak lahir. Oleh karena itu, proses membaca dilakukan oleh orang yang dapat membaca merupakan usaha mengolah dan menghasilkan sesuatu melalui penggunaan membaca. Menurut Nurhadi (1987: 123), ada empat modal yang harus dimiliki oleh seseorang untuk memperlancar proses membacanya, antara lain: “pengetahuan dan pengalaman, kemampuan berbahasa (kebahasaan), pengetahuan tentang teknik membaca, dan tujuan membaca”.
            Dapat disimpulkan bahwa membaca merupakan proses aktivitas komunikasi yang kompleks. Membaca bertujuan untuk melihat, memahami isi atau makna dan memperoleh pesan yang hendak disampaikan penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis sehingga diperoleh pemahaman terhadap bacaan. Melalui membaca, informasi dan pengetahuan yang berguna bagi kehidupan dapat diperoleh. Orang yang melakukan aktivitas tentunya mempunyai tujuan yang ingin dicapai, demikian juga dalam kegiatan membaca. Seseorang yang membaca dengan suatu tujuan, cenderung lebih memahami dibandingkan dengan orang yang tidak mempunyai tujuan. Tujuan utama dalam membaca adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencangkup isi, memahami makna bacaan.

2.2.1. Tujuan Membaca
Suatu kegiatan yang akan dilakukan hendaknya disertai dengan adanya tujuan. Begitu pula dengan kegiatan membaca, hendaknya pembaca memiliki tujuan sebelum melakukannya. Tujuan dalam membaca akan menentukan arah dan hasil yang akan diperoleh oleh pembaca. Setiap pembaca memiliki tujuan yang berbeda-beda. Penentuan tujuan tersebut didasarkan pada kebutuhan individu masing-masing. Berdasarkan pendapat Rahim (2008:11), adapun macam-macam tujuan membaca yaitu: (1) kesenangan; (2) menyempurnakan membaca nyaring; (3) menggunakan strategi tertentu; (4) memperbaharui pengetahuannya tentang suatu topik; (5) mengaitkan informasi yang baru dengan informasi yang telah diketahuinya; (6) memperoleh informasi untuk laporan lisan atau tertulis; (7) mengkonfirmasikan atau menolak prediksi; (8) menampilkan suatu eksperimen atau mengaplikasikan informasi yang diperoleh dari suatu teks dalam cara lain dan mempelajari tentang struktur teks; (9) menjawab pertanyaan-pertanyaan yang spesifik.

2.2.2. Faktor-faktor dalam Membaca
            Menurut Pandawa, dkk (2009) ada beberapa faktor yang berpengaruh terhadap proses pemahaman. Faktor-faktor tersebut adalah: 1) faktor kognitif, 2) faktor afektif, 3) faktor teks bacaan,dan 4) faktor penguasaan bahasa. Faktor yang pertama berkaitan dengan pengetahuan, pengalaman, dan tingkat kecerdasan (kemampuan berpikir) seseorang. Faktor kedua berkaitan dengan kondisi emosional, sikap, dan situasi. Faktor ketiga berkaitan dengan tingkat kesukaran dan keterbacaan suatu bacaan yang dipengaruhi oleh pilihan kata, struktur, isi bacaan, dan penggunaan bahasanya. Selanjutnya faktor terakhir berkaitan dengan tingkat kemampuan berbahasa yang berkaitan dengan penguasaan perbendaharaan kata, struktur, dan unsur-unsur kewacanaan.

2.3. Pengertian Minat Baca
            Aspek minat membaca meliputi kesenangan membaca, kesadaran akan manfaat membaca, frekuensi membaca, dan jumlah buku bacaan yang pernah dibaca. Sinambela (1993) mengartikan minat membaca adalah sikap positif dan adanya rasa ketertarikan dalam diri individu terhadap aktivitas membaca dan tertarik terhadap buku bacaan. Aspek minat meliputi kesenangan membaca, frekuensi membaca dam kesadaran akan manfaat membaca.
            Berdasar pendapat-pendapat di atas maka minat membaca adalah kekuatan yang mendorong individu untuk memperhatikan, merasa tertarik dan senang terhadap aktivitas membaca sehingga mereka melakukan aktivitas membaca dengan keinginan sendiri. Secara operasional Lilawati (1988) mengartikan minat membaca adalah suatu perhatian yang kuat dan mendalam disertai dengan perasaan senang terhadap kegiatan membaca sehingga mengarahkan individu untuk membaca dengan kemauannya sendiri.
            Minat baca bukanlah sesuatu yang lahir begitu saja pada diri seseorang. Akan tetapi minat baca harus dipupuk dan dibina sejak usia dini. Menurut Singer sebagaimana dikutip oleh Dewi (1997: 10) menyatakan, bahwa minat bukanlah sesuatu yang dimiliki seseorang begitu saja, melainkan merupakan sesuatu yang dapat dikembangkan. Apakah seseorang menaruh minat atau tidak, ini tergantung pada pengalaman-pengalaman yang diperoleh selama hidupnya.
            Sehubungan dengan itu, pemupukan minat haruslah dilakukan sejak dini (kanak-kanak) agar seseorang akrab dengan buku. Jika tidak dibiasakan bersahabat dengan buku sejak dini akan sulit memupuknya pada masa dewasa. Kalaupun bisa akan semakin banyak hambatan yang dihadapi.
      Dari pendapat di atas dapat ditegaskan bahwa minat baca terkandung unsur perhatian, kemauan, dorongan dan rasa senang untuk membaca. Perhatian bisa dilihat dari perhatiannya terhadap kegiatan membaca, mempunyai kemauan yang tinggi untuk membaca, dorongan dan rasa senang yang timbul dari dalam diri maupun dari pengaruh orang lain. Semua itu merupakan aktivitas yang dilakukan dengan penuh ketekunan dan cenderung menetap.

2.3.1. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Minat Baca
            Ada beberapa faktor yang mampu mendorong bangkitnya minat baca masyarakat. Faktor-faktor tersebut adalah; (1) rasa ingin tahu yang tinggi atas fakta, teori, prinsip, pengetahuan dan informasi, (2) keadaan lingkungan fisik yang memadai, dalam arti tersedianya bahan bacaan yang menarik, berkualitas dan beragam, (3) keadaan lingkungan sosial yang kondusif, maksudnya adanya iklim yang selalu dimanfaatkan dalam waktu tertentu untuk membaca, (4) rasa haus informasi, rasa ingin tahu, terutama yang aktual, dan (5) berprinsip hidup bahwa membaca merupakan kebutuhan rohani. 
            Minat baca merupakan potensi yang sudah ada di dalam diri setiap orang yang terdapat dalam otak manusia sejak masa kosepsinya (pembuahan) dalam rahim ibu. Potensi itu akan tumbuh dan berkembang setelah dilahirkan ke dunia, tergantung dari faktor dorongan yang tersedia, situasi dan kondisi, lingkungan kehidupan dari sistem yang berlaku. Menurut Baderi, paling tidak ada lima faktor yang turut mempengaruhi minat baca seseorang, yaitu; (1) Dorongan dari dalam, (2) Lingkungan Keluarga, (3) Lingkungan masyarakat, (4) Lingkungan sekolah/pendidikan, dan (5) Sistem pendidikan nasional.
1.  Faktor Intrinsik
Upaya pembinaan dan peningkatan minat baca secara sistematis merupakan salah satu tugas dan tanggung jawab perpustakaan di samping aspek-aspek lainnya. Dalam melaksanakan pembinaan dan peningkatan minat baca banyak kendala-kendala yang terasa dari dalam perpustakaan sendiri yang disebut sebagai faktor intrinsik. 
 
 2.  Faktor Ekstrinsik
Selain faktor-faktor intrinsik, faktor-faktor ekstrinsik juga mempengaruhi pembinaan dan peningkatan minat baca. Yang dimaksud dengan faktor-faktor ekstrinsik adalah faktor-faktor yang berada di luar perpustakaan, namun mempengarui pembinaan dan pengembagan minat baca yang menjadi salah satu tugas dan tanggung jawab perpustakaan.












METODE PENELITIAN

3.1. TujuanPenelitian
Penelitian ini dibuat dengan tujuan menggali informasi lebih jauh tentang faktor-faktor yang mempengaruhi rendahnya minat baca mahasiswa dalam aktivitasnya di kampus. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi masukan bagi dosen, mahasiswa dan pihak perpustakaan di UNJ untuk membantu meningkat kan minat membaca mahasiswanya.

3.2. WaktudanTempatPenelitian
3.2.1. WaktuPelaksanaan
Waktu yang digunakan untuk melakukan penelitian adalah 18 Februari 2014
3.2.2. TempatPenelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Gd. Daksinapati Ll.3 Fakultas Ilmu Pendidikan Kampus A  Universitas Negeri Jakarta.

3.3. Populasi, Sample, danTeknik Sampling
3.3.1. PopulasiPenelitian
Populasi merupakan keseluruhan dari subyek penelitian (Arikunto, 2002). Populasi dapat berupa manusia, bendan gejala-gejala, pola hidup, tingkah laku, dan sebagainya. Ada dua macam populasi dalam penelitian yaitu; populasi terhingga terdiri dari elemen yang sukar dicari batasannya. Peneliti menentukan populasi dalam penelitian ini adalah Mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Negeri Jakarta dalam minat membaca buku.

3.3.2. Sample Penelitian
Menurut Arikunto, “sampel adalah sebagian atau merupakan wakil dari populasi yang diteliti”. Sample dari penelitian ini adalah Mahasiswa laki-laki dan perempuan mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan dari angkatan 2011 dan 2012. Peneliti membagi sebanyak 25 angket masing-masing 5 angket untuk jurusan yang ada di Fakultas ilmu Pendidikan, yaitu BK, MP, PAUD, TP, PLS.

3.3.3. Teknik Sampling
Teknik sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah simple random sampling. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan metode pengambilan sampel acak sederhana (simple random sampling). Menurut Singgih Santoso dan Fandy Tjiptono, Simple random sampling merupkan salah satu bentuk dari sampel kesempatan (probability sampling), dimana populasi memiliki peluang spesifik dan bukan nol untuk terpilih sebagai sampel (2004, 84).

3.4. Jenis Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah ditetapkan, maka penelitian yang tepat untuk digunakan adalah metode kuantitatif dengan jenis penelitian deskriptif. Penelitian diskriptif adalah penelitian yang memberikan gambaran tentang suatu permasalahan. Dalam penelitian ini variabel yang digunakan adalah satu variabel yaitu minat mahasiswa terhadap membaca.
Metode ini digunakan untuk memperoleh data tentang minat mahasiswa untuk membaca di Fakultas Ilmu Pendidikan.  Adapun langkah-langkah dalam pengambilan data kuesioner yaitu:
1. Tahap persiapan
Peneliti mengurus surat izin untuk melakukan penelitian di Universitas Negeri Jakarta 
2. Tahap pelaksanaan meliputi:
a. Menyebarkan angket secara random kepada mahasiswa Fakultas Ilmu Pendidikan yang terbagi kedalam 5 jurusan yaitu BK, MP, TP, PAUD, dan PLS. Peneliti juga melakukan wawancara dengan Petugas Perpustakaan FIP UNJ Kampus A.
b. Setelah pengisian angket, maka peneliti memeriksa jumlah kuesioner dan memeriksa kelengkapan jawaban responden.
1) Melakukan tabulasi data yang telah diperoleh
2) Melakukan analisis data
3) Menyimpulkan hasil yang telah diperoleh dari hasil analisis data.
3. Tahap pelaporan
Hasil penelitian dilaporkan dalam bentuk proposal penelitian deskriptif.

3.5. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah Inventori Minat Siswa Model Safran (Safran Students Interest).
Kuesioner menurut Arikunto (2002) adalah sejumlah pertanyaan tertulis yang digunakan untuk memperoleh informasi dari responden dalam arti laporan tentang pribadinya atau hal-hal yang ia ketahui”. Kuesioner dalam penelitian ini menggunakan skala pengukuran yang disebut likert. Menurut Kinnear, skala Likert ini berhubungan dengan pernyataan tentang sikap seseorang terhadap sesuatu seperti setuju tidak setuju, senang tidak senang, dan baik tidak baik. Dengan kata lain, skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang fenomena sosial.
Dengan skala likert, variabel yang akan diukur dijabarkan menjadi indikator variabel, kemudia indikator tersebut dijadikan sebagai titik tolak untuk menyususn item-item instrumen yang dapat berupa pertanyaan atau pernyataan. Jawaban setiap item yang menggunakan skala likert mempunyai gradasi sangat positif sampai sangat negatif.
Adapun jawaban dari item-item angket menggunakan skala likert dinilai dengan skor sebagai berikut:

Sesuai
Tidak Sesuai
Positif
1
0
Negatif
0
1



Hal yang terpenting dalam penelitian adalah instrumen yang digunakan untuk mengukur variabel. Dalam penelitian ini terdiri dari satu variabel yaitu minat mahasiswa. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan kuesioner. Metode yang digunakan untuk penelitian ini dalah dengan cara memberikan kuesioner yang berisi daftar pertanyaan yang diberikan kepada mahasiswa.

















DAFTAR PUSTAKA
Ancok J. 1989. Validitas dan Reabilitas Instrument Penelitian. Di dalam: Singarimbun M, editor. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.
Arikunto, Suharsimi, (2002). Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: PT. RinekaCipta
Azam, Syukur Rammatullah. (2005). Problematika anak kampus. Qurani Media Pustaka: Yogyakarta
Bobbi De Porter & Mike Hernachi. (2003). Quantum Learning: membiasakan belajar nyaman dan mentenangkan. Kaifa: Bandung
Franz, Kurt&Benhard Meier. 1983. Membina Minat Baca. Bandung: Remadja Karya
Nurhadi. 1989. Bagaimana Meningkatkan Kemampuan Membaca. Bandung: CV Sinar Baru Offset
Sugiyono. (2007). Metode penelitian kuantitatif dan R&D. Alfa beta: Bandung
Siregar, A.R. (2008). Strategi Mengembngkan Kebiasaan Membaca Mahasiswa. (diunduh tanggal 15 Februari 2014) http://repository.usu.ac.id/bitsream/123456789/1892/1/08E00519.pdf
Utomo, A.S. (1998). Upaya Perpustakaan Menumbuhkan Minat Baca Masyarakat, Buletin FKP2T, Th.III. no.2, Juli-Desember
Sudarsana Undang, Bastino. 2011. Pembinaan Minat Baca. Jakarta: Universitas Terbuka
Hasan, M. Iqbal. 2002. Pokok-pokok Materi Metodologi Penelitian dan Aplikasinya. Bogor: Ghalia IndonesiaJakarta








L

A

M

P

I

R

A

N




ANGKET PENELITIAN
MINAT MEMBACA MAHASISWA FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
 UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA

Nama               :
NIM                :
Semester          :
Jurusan             :

Jawablah angket ini dengan sebenar-benarnya:
1.      Apakah kamu hobi membaca buku?
a. Tidak pernah             b. Kadang-kadang                 c. Sering                       d. Selalu
2.      Apakah kamu sering mengunjungi perpustakaan kampus?
a. Tidak pernah              b. Kadang-kadang                 c. Sering                      d. Selalu
3.      Berapa kali kamu berkunjung ke perpustakaan dalam 1 minggu?
a. 1-3 kali                      b. 3-5 kali                               c. 5-7 kali                   d. > 7 kali
4.      Apa yang menjadi alasan kamu mengunjungi perpustakaan?
a. Hobi             b. Ada tugas                                        c. Mengisi waktu luang                     
 d. Dan Lain …………
5. Buku apa saja yang sering kamu baca?
a. Jurnal `         b. Buku Mata Kuliah                          c. Novel/fiksi              d. Skripsi








No
Nama Inisial
Semester
Jurusan
1
2
3
4
5
1
Y
VI
PLS
KK
KK
1-3 kali
Ada tugas
Buku Mata Kuliah
2
R
VI
PLS
KK
KK
1-3 kali
Ada tugas
Novel/Fiksi
3
AS
VI
PLS
KK
KK
1-3 kali
Ada tugas
Buku Mata Kuliah
4
Dw
VI
PLS
KK
KK
1-3 kali
Ada tugas
Buku Mata Kuliah
5
FH
VI
PLS
KK
KK
1-3 kali
Ada tugas
Buku mata kuliah
6
DH
VI
PLS
KK
KK
1-3 kali
Ada tugas
Buku mata kuliah
7
Sn
IV
PAUD
S
KK
3-5 kali
Ada tugas
Novel/Fiksi
8
Ds
IV
PAUD
S
KK
3-5 kali
Ada tugas
Novel/Fiksi
9
SR
IV
PAUD
KK
KK
1-3 kali
Ada tugas
Novel/Fiksi
10
Sm
IV
PAUD
S
S
>7 kali
Hobi
Buku Mata Kuliah
11
An
IV
PAUD
KK
KK
3-5 kali
Ada tugas
Buku Mata Kuliah
12
EAS
IV
TP
S
KK
3-5 kali
Ada tugas
Novel/Fiksi
13

ATF
IV
TP
S
KK
1-3 kali
Mengisi waktu luang
Novel/fiksi
14
RCP
IV
TP
KK
KK
1-3 kali
Ada tugas
Novel/Fiksi
15
AP
IV
TP
KK
KK
1-3 kali
Ada tugas
Skripsi
16
SB
IV
TP
KK
KK
1-3 kali
Ada tugas
Buku Mata Kuliah
17
NAK
VI
MP
KK
KK
1-3 kali
Mengisi waktu luang
Novel/Fiksi
18
TMR
VI
MP
KK
KK
1-3 kali
Dll
Buku mata kuliah
19
ATL
VI
MP
KK
KK
1-3 kali
Ada tugas
Jurnal
20
MAS
VI
MP
SL
KK
3-5 kali
Mengisi waktu luang
Buku mata kuliah
21
SA
VI
MP
KK
KK
1-3 kali
Ada tugas
Buku mata kuliah
22
SN
IV
BK
KK
S
5-7 kali
Ada tugas
Buku mata kuliah
23
DK
IV
BK
S
KK
1-3 kali
Ada tugas
Novel/fiksi
24
RD
IV
BK
S
S
1-3 kali
Ada tugas
Buku mata kuliah
25
TON
IV
BK
KK
S
3-5 kali
Ada tugas
Buku mata kuliah
26
NN
IV
BK
S
S
3-5 kali
Ada tugas
Novel/fiksi


Keterangan :
TP        = tidak pernah
KK = Kadang-Kadang
S          = sering
SL       = selalu

Total setiap butir pertanyaan
1.      Apakah kamu hobi membaca buku?
Tp      = 0
Kk     = 17
S        = 8
Sl       = 1
Skor paling tinggi yaitu 17 dengan keterangan kadang-kadang.

2.      Apakah kamu sering mengunjungi perpustakaan kampus?
Tp      = 0
Kk     = 21
S        = 5
Sl       = 0
Skor paling tinggi yaitu 21, dengan keterangan kadang-kadang.

3.      Berapa kali kamu berkunjung ke perpustakaan dalam 1 minggu?
1-3 kali          = 17
3-5 kali          = 7
5-7 kali          = 1
>7 kali           = 1
Skor paling tinggi yaitu 17, dengan keterangan 1-3 kali dalam 1 minggu.

4.      Apa yang menjadi alasan kamu mengunjungi perpustakaan?
Hobi                                      = 1
Ada tugas                              = 21
Mengisi waktu luang = 3
Dll                                                     = 1
                        Skor paling tinggi adalah 21, dengan keterangan ada tugas.

5.      Buku apa saja yang sering kamu baca?
Jurnal                                     = 1
Buku mata kuliah      = 14
Novel/fiksi                             = 10
Skripsi                                               = 1
Skor paling tinggi adalah 14, dengan keterangan buku mata kuliah.

Dari hasil angket yang telah disebar secara random pada tanggal 18 Februari 2014 kepada 26 responden ke 5 jurusan di FIP yaitu BK, MP, PAUD, TP, PLS diperoleh data bahwa (1)  minat  membaca mahasiswa FIP, secara  umum termasuk ke dalam kategori rendah , (2) mahasiswa mengunjungi perpustakaan 1-3 kali dalam 1 minggu dan berkunjung ke perpustakaan untuk mencari atau membaca buku jika ada tugas yang diberikan oleh dosen,  hanya sebagian kecil mahasiswa yang memanfaatkan waktu luang untuk membaca buku atau intens berkunjung ke perpustakaan. (3) buku yang biasa dicari mahasiswa di perpustakaan FIP UNJ yaitu buku mata kuliah yang ditugaskan oleh dosen, biasanya dosen memberikan tugas untuk mencari buku referensi agar  mahasiswa membaca buku tersebut, namun novel/fiksi cukup popular bagi mahasiswa karena dari hasil angket novel/ fiksi berada pada score tertinggi kedua. Mahasiswa umumnya menyukai membaca novel/fiksi untuk mengisi waktu luang tetapi kurang minat untuk membaca buku mata kuliah, jurnal, atau skripsi. Berdasarkan hasil wawancara dengan Bapak Agung satria selaku petugas Perpustakaan Daksinapati diperoleh data bahwa, buku yang tersedia di perpustakaan belum memenuhi kebutuhan mahasiswa, ruang membaca yang kurang luas, dan suasananya bising.



 Hak cipta : Baiq Wachida I.P dan Kawan kawan




6 komentar:

  1. Segera daftarkan diri anda dan bermainlah di Agen Poker, Domino, Ceme dan capsa Susun Nomor Satu di Indonesia AGENPOKER(COM)
    Jadilah jutawan hanya dengan modal 10.000 rupiah sekarang juga !

    BalasHapus
  2. izin sebagian jadi referensi ya kk thankyou

    BalasHapus
  3. ijin buat referensi dan sumber info buat tugas ya. nanti webpage kk saya cantumkan

    BalasHapus
  4. ATM 😅 Amati teliti modifikasi :v boleh kan? :v

    BalasHapus